Adab-adab Seorang Pelajar kepada Gurunya
Dalam Islam, adab atau tata krama sangat dijunjung tinggi, termasuk dalam hubungan antara pelajar dan guru.
Guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai pembimbing dan teladan dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi setiap pelajar untuk memahami dan mengamalkan adab-adab yang baik terhadap guru mereka.
Adab dalam Islam mencakup segala bentuk perilaku yang menunjukkan kesopanan dan penghormatan, baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya, maupun sesama makhluk.
Dalam konteks pendidikan, adab seorang pelajar kepada gurunya sangat penting untuk diperhatikan. Menghormati guru adalah salah satu cara untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berkah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنا، وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنا! وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
“Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak orang alim.” (HR. Abu Dawud, no. 4943, At-Tirmidzi, no 1920, dan Ahmad, no. 6733, dengan derajat hasan)
A. Adab-adab dan etika seorang pelajar kepada gurunya:
1. Menghormati dan Memuliakan Guru:
Menghormati guru adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pelajar. Bentuk penghormatan ini dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti berbicara dengan sopan, mendengarkan dengan penuh perhatian saat guru berbicara, dan tidak menyela pembicaraan guru.
Di antara jasa terbesar guru adalah sebagaimana jasa orang tua, yaitu mendidik, maka sebagaimana pelajar wajib memuliakan orang tuanya, maka dia pun harus memulikan guru yang mendidiknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
﴿ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا﴾
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (orang tua) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra: 24)
2. Menyimak dan Memperhatikan:
Seorang pelajar harus selalu menyimak dan memperhatikan setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Ini menunjukkan rasa hormat dan keinginan untuk benar-benar memahami ilmu yang disampaikan.
Menyimak dengan baik adalah salah satu bentuk usaha menuntut ilmu,
juga membantu pelajar untuk lebih cepat menguasai materi yang diajarkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَن سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ له به طَرِيقًا إلى الجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
3. Bersikap Sabar dan Tawadhu’:
Sikap sabar dan rendah hati adalah bagian dari adab yang harus dimiliki oleh seorang pelajar. Ketika menghadapi kesulitan dalam memahami pelajaran, pelajar sebaiknya bersabar dan berusaha lebih keras.
Selain itu, tawadhu’ atau rendah hati terhadap guru adalah sikap yang harus dijaga, menghindari perasaan sombong atau merasa lebih pintar dari guru.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وما تَواضَعَ أحَدٌ للَّهِ إلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Tidaklah seseorang rendah hati karena Allah, kecuali dia akan dimuliakan oleh Allah.” (HR. Muslim, no. 2588)
4. Berterima Kasih dan Mendoakan Guru:
Ungkapan terima kasih kepada guru adalah bentuk penghargaan atas usaha dan jerih payah mereka dalam mendidik. Selain itu, mendoakan kebaikan untuk guru adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa terima kasih dan cinta kepada mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ
“Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, no. 1954, dengan derajat Hasan Shahih).
5. Tidak Merendahkan atau Mengkritik di Depan Umum:
Jika ada sesuatu yang kurang dipahami atau ada kekeliruan, pelajar sebaiknya tidak langsung mengkritik guru di depan umum. Sebaiknya dibicarakan secara pribadi dengan cara yang baik dan sopan. Ini untuk menjaga kehormatan dan wibawa guru.
B. Adab Ketika Mendapatkan Guru Baru dalam Masa Belajar.
1. Mengenal dan Menyambut dengan Baik.
Ketika mendapatkan guru baru, pelajar harus berusaha mengenal dan menyambutnya dengan baik. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menunjukkan sikap hormat adalah langkah awal yang baik untuk membangun hubungan yang positif.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan shalatlah ketika manusia sedang tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat.” (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 2648).
2. Menyesuaikan Diri dengan Metode Pengajaran Guru Baru:
Setiap guru memiliki metode pengajaran yang berbeda. Pelajar harus berusaha untuk menyesuaikan diri dengan metode tersebut. Bersikap fleksibel dan terbuka terhadap cara-cara baru dalam belajar akan mempermudah proses pembelajaran.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, maka dia akan difahamkan dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menyesuaikan diri dengan metode pengajaran baru adalah bagian dari upaya memahami ilmu agama.
3. Memberikan Kesempatan dan Dukungan:
Guru baru mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Pelajar sebaiknya memberikan dukungan dan kesempatan kepada guru baru untuk mengembangkan metode pengajarannya.
Bersabar dan memberikan respon serta saran yang membangun, disampaikan dengan penuh kesopanan, itu juga bisa membantu dan bermanfaat bagi guru untuk berkembang menjadi lebih baik.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, no. 6020).
4. Menghindari Perbandingan Negatif.
Menghindari membanding-bandingkan guru baru dengan guru sebelumnya secara negatif adalah sikap yang bijak.
Setiap guru memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Fokuslah pada sisi positif yang bisa dipelajari dari guru baru tersebut. Hendaknya pelajar senantiasa berbaik sangka kepada gurunya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (kecurigaan), sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Kesimpulan
Menjaga adab kepada guru adalah salah satu kunci kesuksesan dalam menuntut ilmu. Dengan menghormati dan memuliakan guru, seorang pelajar tidak hanya akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat tetapi juga keberkahan dalam hidupnya.
Adab yang baik akan membentuk karakter pelajar menjadi lebih baik dan siap untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Sebagai pelajar, penting untuk selalu menghargai setiap guru yang memberikan ilmu, baik yang lama maupun yang baru.
Mengamalkan adab dan etika yang baik akan membantu pelajar untuk menjadi individu yang berakhlak mulia dan mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dengan mengamalkan adab-adab ini, pelajar tidak hanya menunjukkan rasa hormat kepada guru mereka, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga artikel ini dapat menjadi panduan dan inspirasi bagi para pelajar untuk selalu menjaga adab dan etika kepada guru mereka, sehingga ilmu yang didapatkan menjadi berkah dan bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Penyusun :
Ustadz Hafizh Abdul Rohman, Lc