Keutamaan Ilmu Agama dalam Al-Qur’an

Keutamaan Ilmu Agama dalam Al-Qur’an

Nasihat Penting dalam Etika Pendidikan: Untuk Guru dan Murid

Bab Pertama: Tentang Keutamaan Ilmu dan Ulama serta Keutamaan Mengajarkan dan Mempelajarinya #1

Pendahuluan

Artikel ini merupakan bagian pertama dari Bab Pertama kitab Tadzkirah as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim karya Imam Badruddin Ibnu Jama’ah Al-Kinani Asy-Syafi’i. Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengupas keutamaan ilmu dan ulama melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Mengingat pentingnya topik ini, Bab Pertama akan dibagi menjadi beberapa bagian agar memudahkan pembaca dalam memahami setiap bagian pembahasannya.

Keutamaan Ilmu dalam Al-Qur’an

  • Allah Meninggikan Derajat Orang Berilmu

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Ibnu Abbas berkata: “Para ulama berada di atas orang-orang beriman seratus derajat, dan jarak antara setiap dua derajat adalah seratus tahun.”

Allah mengangkat derajat para ahli ilmu di berbagai tingkatan, baik dalam hal pahala maupun derajat keridhaan-Nya. Dalam ayat ini, Allah menekankan keutamaan para ulama serta tingginya kedudukan mereka.

  • Kesaksian Allah, Malaikat, dan Orang Berilmu tentang Keesaan Allah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْط

“Allah menyatakan bahwa tidak ada sembahan yang benar selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada sembahan yang benar selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Ali ‘Imran: 18)

Allah menyatakan bahwa hanya Dia yang berhak disembah dan menggabungkan kesaksian-Nya dengan kesaksian para malaikat serta para ulama tentang keesaan-Nya dan keadilan-Nya.

  • Perbandingan antara Orang yang Berilmu dan yang Tidak Berilmu

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9)

Allah menegaskan bahwa mereka yang mengenal Tuhan mereka dan agama yang benar tidaklah sama dengan mereka yang tidak mengetahuinya. Hanya orang yang memiliki akal sehat yang mampu membedakan keduanya.

  • Bertanya kepada Ahli Ilmu untuk Memahami Kebenaran

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)

Jika seseorang tidak mengetahui kebenaran, ia diarahkan untuk bertanya kepada para ulama yang memiliki pengetahuan yang mendalam, sebagaimana yang dilakukan para nabi yang merupakan manusia biasa.

  • Al-Qur’an sebagai Pedoman yang Jelas bagi Orang Berilmu

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ

“Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas yang terdapat dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS. Al-‘Ankabut: 49)

Al-Qur’an adalah kumpulan ayat-ayat yang terang dan jelas dalam menunjukkan kebenaran, yang disimpan dan dijaga oleh para ulama. Mereka adalah penjaga yang memahami pesan-pesan ilahi tersebut.

Kesimpulan dari Ayat-Ayat

Dua ayat terakhir yang disebutkan, yaitu QS. Fathir: 28 dan QS. Al-Bayyinah: 7-8, menunjukkan bahwa para ulama adalah mereka yang benar-benar takut kepada Allah. Sedangkan orang yang takut kepada Allah adalah sebaik-baik makhluk. Maka, dapat disimpulkan bahwa para ulama adalah sebaik-baik makhluk.

Referensi

  1. Kitab Tadzkirah as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim oleh Imam Badruddin Ibnu Jama’ah Al-Kinani Asy-Syafi’i.
  2. Tafsir Muyassar

Penyusun

Penerjemah dan Penyesuai Redaksi: Hafizh Abdul Rohman, Lc.

(Dengan penyesuaian redaksi agar lebih mudah dipahami)

Related posts

Tinggalkan Balasan di sini