Hukum Musik dan Nyanyian
MUKADIMAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Wahai kaumku, bagaimana pendapat kalian jika aku berada di atas bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia memberiku rezeki yang baik darinya? Aku tidak bermaksud menentang kalian dengan apa yang aku larang pada kalian. Aku hanya ingin melakukan perbaikan sekuat kemampuanku. Dan petunjukku hanya dari Allah; kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya aku kembali.” (QS. Hud: 88)
Segala puji bagi Allah yang mencukupi segala kebutuhan. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi yang terpilih, keluarganya yang penuh kemuliaan, serta para sahabatnya. Amma ba’du.
Kehidupan yang Mulia dalam Naungan Islam
Kaum Muslimin yang hidup dalam naungan Islam akan merasakan hidup yang mulia dan penuh kehormatan. Dalam agama ini, mereka menikmati manisnya iman, ketenangan yang lahir dari keyakinan, kebahagiaan dalam ketaatan, serta kenikmatan dalam beribadah.
Ajaran-ajaran Islam menjadi benteng yang kokoh dari segala godaan penyimpangan dan dorongan hawa nafsu yang menyesatkan. Islam menjaga manusia dari segala keinginan yang tak terkendali, melindunginya dari keinginan yang merugikan, dan menghilangkan kegelisahan serta kesedihan. Sungguh, seseorang yang berpegang teguh pada agama Allah adalah orang yang kaya meskipun ia kekurangan secara materi, sementara orang yang menjauh dari agama ini adalah orang yang miskin, betapapun kayanya.
Musik dan Nyanyian: Kebahagiaan Semu atau Ancaman?
Sayangnya, ada sebagian Muslim yang justru mencari kebahagiaan di luar agama ini. Mereka mencari hiburan yang sebenarnya justru merusak. Seakan-akan mereka menempatkan racun di tempat obat, mencari ketenangan dan kesembuhan dalam hawa nafsu dan kesenangan duniawi. Salah satu contohnya adalah kebiasaan sebagian orang dewasa ini yang gemar mendengarkan musik dan nyanyian, menjadikan hiburan ini sebagai pelarian dan kesenangan utama.
Mereka berlindung di balik alasan-alasan yang rapuh dan argumen-argumen yang tidak berdasar, untuk membolehkan nyanyian, padahal tidak ada dasar yang benar dalam hal ini. Musik dan nyanyian ini diikuti dan dipopulerkan oleh mereka yang tergoda oleh hawa nafsu dan kecenderungan pada lagu-lagu.
Sebagian orang bahkan mempromosikan musik dengan alasan bahwa musik dapat melembutkan hati dan menumbuhkan perasaan kasih. Namun, klaim ini jauh dari kenyataan; musik justru lebih sering membangkitkan syahwat dan hawa nafsu yang tak terkendali. Jika benar musik bisa melembutkan hati, tentulah para musisi akan memiliki hati yang lembut dan akhlak yang baik. Namun kenyataannya, kita mendapati sebagian besar dari mereka justru menunjukkan penyimpangan perilaku dan akhlak yang buruk.
Bahaya dan Dampak Musik bagi Kehidupan Beragama
Wahai hamba-hamba Allah, bagi siapa saja yang masih ragu mengenai keharaman nyanyian dan alat musik, maka hendaknya hilangkan keraguan tersebut dengan keyakinan yang berasal dari firman Allah, Rabb semesta alam, dan dari sabda Rasul-Nya yang terpercaya ﷺ, yang dengan jelas mengharamkannya dan menjelaskan berbagai dampak buruknya.
Dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang menunjukkan larangan terhadap nyanyian dan ancaman bagi siapa saja yang menghalalkan atau tetap melakukannya sangatlah banyak. Bagi seorang mukmin, satu dalil dari Al-Qur’an atau hadits sahih dari Rasulullah ﷺ sudah cukup sebagai pegangan, apalagi jika dalil-dalilnya banyak dan saling menguatkan. Allah, Maha Suci dan Maha Tinggi, berfirman dalam Al-Qur’an yang mulia:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah pantas bagi seorang mukmin laki-laki maupun perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, masih ada pilihan lain bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Mengingat betapa berbahayanya nyanyian dan musik, yang menjadi salah satu sebab kerusakan dan fitnah bagi manusia, terutama bagi generasi muda, saya menyusun kajian singkat ini. Kajian ini memuat pandangan Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah ﷺ, dan pendapat para ulama mengenai musik dan nyanyian.
Materi ini saya susun sebagai bentuk pengabdian untuk agama Allah, demi kemaslahatan kaum Muslimin. Semoga Allah, Maha Suci dan Maha Tinggi, memberikan manfaat melalui karya ini dan menjadikannya sebagai amal yang tulus ikhlas demi mencari keridhaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pelindung kita, dan Dia sebaik-baik penolong.
Penerjemah dan Penyesuai Redaksi:
Hafizh Abdul Rohman, Lc.
Rujukan:
Ibnu Rajab as-Salafī, diakses dari http://saaid.org/Minute/m94.htm pada 02 Jumadal Awwal 1446 H/ 04 November 2024 M.