Kitab Tadzkirah as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim
Nasihat Penting dalam Etika Pendidikan: Untuk Guru dan Murid
Mukadimah Penulis
Pendahuluan
Artikel ini adalah bagian pertama dari serial yang bersambung, membahas kitab Tadzkirah as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim karya Imam Badruddin Ibnu Jama’ah Al-Kinani Asy-Syafi’i. Serial ini akan melanjutkan pembahasan hingga seluruh isi kitab selesai, dengan tujuan mengangkat nilai-nilai penting dalam etika pendidikan, khususnya bagi para guru dan murid. Setiap artikel dalam serial ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis yang relevan bagi para pencari ilmu di masa kini.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Pemurah dan Maha Mengetahui, Pemilik segala keutamaan yang agung. Semoga shalawat dan salam yang sempurna tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, yang Al-Qur’an turun padanya, memuji akhlak beliau dengan firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Semoga juga shalawat dan salam tercurah kepada keluarga beliau dan para sahabat yang mulia, yang menjadi pendamping setia beliau di surga yang penuh kenikmatan.
Pentingnya Adab dalam Menuntut Ilmu
Salah satu hal yang paling penting bagi mereka yang bijak di usia muda adalah menuntut adab yang baik. Keutamaan adab diakui oleh syariat dan akal sehat, dan semua sepakat untuk memuji orang-orang yang memiliki adab yang mulia.
Mereka yang paling berhak memiliki sifat-sifat ini adalah para pencari ilmu. Dengan ilmu, mereka mencapai kemuliaan dan kehormatan, serta menjadi pewaris pertama dari para nabi. Ini karena mereka memahami akhlak mulia Nabi Muhammad ﷺ, mengamalkan adab-adab beliau, dan mencontoh perilaku luhur para imam dari keluarga dan sahabatnya. Para ulama salaf juga menjadi teladan mereka, dan para syekh dari generasi berikutnya meniti jalan yang sama.
Nasihat Para Ulama Tentang Keutamaan Adab
Para ulama telah banyak memberikan nasihat tentang pentingnya adab, di antaranya:
Ibnu Sirin berkata, “Dahulu mereka mempelajari petunjuk (hidayah) sebagaimana mereka mempelajari ilmu.”
Al-Hasan menegaskan, “Seorang lelaki bisa menghabiskan beberapa tahun hanya untuk memperbaiki adabnya.”
Sufyan bin ‘Uyainah mengingatkan bahwa Rasulullah ﷺ adalah tolok ukur terbaik. Segala sesuatu diukur berdasarkan akhlak, kehidupan, dan petunjuk beliau. Apa yang sesuai dengannya adalah kebenaran, sedangkan yang menyimpang adalah kesalahan.
Nasihat lain datang dari Habib bin Asy-Syahid yang pernah berkata kepada putranya, “Wahai anakku, bersahabatlah dengan para ahli fiqih dan ulama, pelajarilah dari mereka, dan ambillah dari adab mereka. Itu lebih berharga bagiku daripada sekadar banyaknya pengetahuan hadits.”
Sebagian orang lainnya berkata kepada anak mereka, “Memahami satu bab dari adab lebih aku sukai daripada mempelajari tujuh puluh bab dari ilmu.”
Makhlad bin Al-Husain pernah berkata kepada Ibnul Mubarak, “Kita lebih memerlukan banyak adab daripada sekadar mengumpulkan hadits.”
Saat ditanya tentang betapa pentingnya adab bagi Imam Asy-Syafi’i, beliau menjawab, “Aku mendengar satu hal tentang adab yang belum pernah aku dengar sebelumnya, maka seluruh tubuhku berharap menjadi telinga agar dapat menikmati hal itu.” Ketika ditanya seberapa keras usahanya dalam mencari adab, beliau berkata, “Seperti seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya.”
Mengapa Adab Menjadi Sangat Penting?
Adab memiliki kedudukan yang sangat tinggi, namun tidak mudah bagi semua orang untuk memahaminya. Banyak pencari ilmu yang merasa kesulitan menguasai adab yang benar. Beberapa merasa malu untuk belajar tentang adab, sementara yang lain mengabaikannya karena kurangnya kepedulian. Itulah sebabnya saya merasa perlu menyusun risalah ini sebagai pengingat bagi para ulama tentang tanggung jawab mereka, serta dorongan bagi para pencari ilmu untuk memahami pentingnya adab dalam kehidupan mereka.
Tujuan dan Manfaat Risalah Ini
Risalah ini juga akan membahas tentang adab dalam berinteraksi dengan buku, serta etika bagi mereka yang tinggal di madrasah, baik yang telah menyelesaikan studi maupun yang masih dalam proses belajar. Madrasah adalah pusat bagi para pencari ilmu di zaman ini, sehingga penting untuk membahas adab di lingkungan tersebut.
Saya mengumpulkan materi risalah ini dari berbagai kajian yang telah disepakati, dari apa yang saya dengar dari para syekh, dari buku-buku yang saya baca, dan dari diskusi dengan para tokoh ilmu. Saya sengaja tidak mencantumkan sanad dan dalil secara terperinci agar risalah ini tetap singkat dan tidak membuat pembaca bosan.
Dengan puji syukur kepada Allah, saya berhasil mengumpulkan berbagai adab yang penting dari berbagai topik, yang belum pernah saya temukan terkumpul dalam satu buku sebelumnya. Saya memulai risalah ini dengan sebuah bab singkat tentang keutamaan ilmu dan para ulama, sebagai upaya mencari berkah dan teladan.
Struktur Risalah: Lima Bab Utama
- Keutamaan Ilmu dan Para Ulama
Bab ini akan membahas tentang keistimewaan ilmu dan kehormatan para ulama yang menjadikannya bagian penting dari Islam.
- Adab Ulama Terhadap Diri Sendiri dan Dalam Mengajar
Bab ini akan membahas bagaimana seorang ulama seharusnya bersikap terhadap dirinya sendiri, murid-muridnya, serta dalam metode pengajaran.
- Adab Penuntut Ilmu Terhadap Diri Sendiri, Guru, dan Sesama Murid
Bab ini akan membahas bagaimana penuntut ilmu sebaiknya berakhlak, baik terhadap dirinya sendiri, gurunya, maupun terhadap sesama murid.
- Adab Berinteraksi dengan Buku dan Ilmu
Bab ini akan membahas tentang etika dalam berinteraksi dengan buku, mulai dari membaca hingga mengkajinya.
- Adab di Madrasah
Bab ini akan mengulas adab bagi mereka yang tinggal dan belajar di madrasah, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan.
Kesimpulan
Adab adalah pondasi utama dalam perjalanan mencari ilmu. Dengan memiliki adab yang baik, ilmu yang dipelajari akan menjadi lebih bermanfaat dan penuh berkah. Melalui risalah ini, diharapkan para pencari ilmu dapat mengambil manfaat dalam memperbaiki adab mereka, sehingga kelak mereka menjadi pewaris sejati para nabi.
Referensi
Kitab Tadzkirah as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim oleh Imam Badruddin Ibnu Jama’ah Al-Kinani Asy-Syafi’i.
Penerjemah dan Penyesuai Redaksi:
Hafizh Abdul Rohman, Lc.
(Dengan penyesuaian redaksi agar lebih mudah dipahami)