Pergi Safar Hari Kamis Dan Minta Bekal Nasehat Orang Saleh

pergi safar

BEPERGIAN DI HARI KAMIS

Disebutkan dalam hadis dari Ka‘ab bin Mālik raḍiyallāhu ‘anhu: “Bahwa Nabi ﷺ berangkat dalam Perang Tabuk pada hari Kamis. Beliau menyukai berangkat di hari Kamis.” (HR. al-Bukhārī).

Dalam riwayat lain yang terdapat di Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim, disebutkan: “Hampir tidak pernah Rasulullah ﷺ bepergian kecuali di hari Kamis.”

Saudaraku yang mulia, meneladani perbuatan Nabi ﷺ adalah tanda orang-orang saleh dan kebiasaan para wali Allah yang bertakwa. Barang siapa yang mengikuti Rasulullah ﷺ, baik dalam perkara besar maupun kecil, niscaya ia akan meraih kebahagiaan dan keberhasilan tanpa keraguan.

Tiada yang lebih bahagia dari seseorang yang menghiasi dirinya dengan akhlak mulia Rasulullah ﷺ, serta meneladani ucapan dan perbuatannya. Semoga Allah memudahkan kita, wahai saudaraku, untuk selalu meneladani Nabi yang mulia ﷺ.

BEKAL DARI NASIHAT ORANG-ORANG SALEH

Saudaraku, Kebiasaan generasi salaf raḍiyallāhu ‘anhum adalah meneladani jejak langkah orang-orang saleh dan mengikuti petunjuk mereka yang lurus. Maka berbahagialah mereka, baik sebagai pengikut, mapun yang diikuti. Namun, dimanakah kita dari kebiasaan mereka itu?

Saudaraku, Pernahkah engkau, seperti mereka, menjadikan prioritas utama saat hendak bepergian untuk bertemu dengan orang-orang saleh dan ulama? Mereka selalu berusaha mendapatkan nasihat, doa, dan berkah dari orang-orang yang memiliki hikmah dan ilmu.

Kini, aku ajak engkau menyimak sejenak kisah mereka yang memperoleh manfaat dari petunjuk yang benar dan agama yang lurus. Setelah itu, renungkanlah perbedaan antara mereka dan kita hari ini.

Anas bin Mālik raḍiyallāhu ‘anhu meriwayatkan: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin bepergian. Berikanlah aku bekal.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى

“Semoga Allah membekalimu dengan takwa.”

Lelaki itu berkata, “Tambahkanlah untukku.” Rasulullah ﷺ bersabda:

وَغَفَرَ ذَنْبَكَ

“Semoga Allah mengampuni dosamu.”

Lelaki itu kembali berkata, “Berikan aku bekal tambahan, wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku!” Rasulullah ﷺ bersabda:

وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ

“Semoga Allah memudahkan kebaikan untukmu di mana pun engkau berada.”[1]

Saudaraku, tidakkah engkau lihat bagaimana lelaki itu meraih doa-doa yang penuh keberkahan dari Rasulullah ﷺ? Seandainya dia pergi dalam safarnya tanpa bertemu dengan Nabi ﷺ, tentu dia takkan memperoleh kebaikan yang begitu besar. Namun, inilah keberkahan dari sebuah pertemuan, yang menghasilkan limpahan keberkahan dan kebaikan!

Dan inilah seorang lelaki lainnya yang juga beroleh anugerah serupa, dipenuhi dengan doa-doa penuh berkah dari Rasulullah ﷺ…

Diriwayatkan dari Abū Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah ﷺ:

“Wahai Rasulullah, aku ingin bepergian. Berikanlah aku nasihat.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ

‘Bertakwalah kepada Allah dan bertakbirlah di setiap tempat yang tinggi (tanjakan).’

Setelah lelaki itu pergi, Rasulullah ﷺ berdoa:

اللَّهُمَّ اطْوِ لهُ البُعْدَ، وهوِّنْ عليه السَّفَرَ

‘Ya Allah, dekatkanlah jaraknya dan mudahkanlah perjalanannya.’[2]

Saudaraku, janganlah engkau lupa mengambil manfaat dari nasihat para saleh dan ulama saat engkau berniat untuk bepergian. Sebab, seorang hamba tidak pernah tahu apa yang akan ia temui di perjalanan. Membekali diri dengan nasihat yang berharga dan petunjuk yang benar dari orang-orang yang saleh akan sangat membantumu dalam menempuh perjalanan.

Jika engkau mau, saudaraku, bacalah buku-buku yang berisi petuah mulia dan nasihat bernilai. Buku-buku tersebut juga dapat menjadi bekal berharga setelah engkau bersandar kepada Rabbmu, Allah Tabāraka wa Ta‘ālā. Semoga Allah senantiasa membimbingku dan engkau, wahai saudaraku, dalam kebaikan. Sesungguhnya Dia adalah Zat yang paling mulia untuk diminta, dan paling murah hati dalam memberi.

Footnote :

[1] HR. at-Tirmiżī, Ṣaḥīḥ at-Tirmiżī, no. 3687.

[2] HR. at-Tirmiżī, Ibnu Mājah, Ṣaḥīḥ at-Tirmiżī, no. 3688.

Sumber : https://shamela.ws/book/36389

Dialihbahasakan dengan sedikit penyesuaian oleh: Hafizh Abdul Rohman, Lc

Artikel ini adalah artikel berseri, pembahasan selanjutnya bisa baca di sini

Related posts

Tinggalkan Balasan di sini