Menjaga Hubungan dengan Kesabaran dan Pengertian

menjaga hubungan

Menjaga Hubungan dengan Kesabaran dan Pengertian

Pendahuluan

Hubungan antar manusia ibarat taman yang perlu dirawat. Ia tumbuh subur dengan kelembutan, layu dengan kekerasan, dan mati jika diabaikan. Namun, sering kali kita lupa bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Tidak ada hubungan yang sempurna, karena tidak ada manusia yang sempurna. Maka, sebelum kita terburu-buru menilai, marah, atau kecewa, ada baiknya kita merenung sejenak: seberapa sering kita melihat kebaikan orang lain, dan seberapa sering kita hanya fokus pada kekurangannya?

Mungkin kita pernah terluka oleh kata-kata yang kasar, kecewa oleh janji yang tak ditepati, atau tersinggung oleh sikap yang tak sesuai harapan. Namun, jika hanya itu yang kita ingat, hubungan akan mudah retak, dan cinta akan cepat pudar. Sebaliknya, jika kita bisa melihat kebaikan di balik kekurangan, menghargai usaha di balik setiap kesalahan, maka hati akan lebih tenang, hubungan akan lebih langgeng, dan cinta akan tumbuh lebih kuat.

Menjaga Keseimbangan dalam Melihat Kelebihan dan Kekurangan

Pernahkah kita merasa kecewa pada seseorang yang kita cintai? Mungkin itu adalah istri, sahabat, atau bahkan saudara sendiri. Terkadang, perasaan itu datang tanpa diundang, seperti awan mendung yang tiba-tiba menutupi langit cerah. Mungkin kita merasa kesal karena mereka berbuat salah, atau karena ada sifat yang kurang kita sukai. Namun, apakah bijak jika kita hanya melihat satu sisi yang mengecewakan, tanpa pernah merenungi kebaikan-kebaikan lain yang pernah mereka lakukan?

Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا خُلُقًا آخَرَ

Seorang mukmin tidak boleh membenci seorang mukminah. Jika ia tidak menyukai satu sifat darinya, mungkin ada sifat lain yang ia sukai.” (HR. Muslim no. 1469)

Hadis ini mengajarkan sebuah pelajaran yang sangat dalam. Ia mengingatkan kita bahwa manusia bukanlah malaikat. Setiap orang memiliki sisi baik dan sisi kurang sempurna. Terkadang, kita begitu mudah menghakimi seseorang hanya karena satu kekurangannya, hingga lupa bahwa di balik itu ada banyak kebaikan yang mungkin telah mereka lakukan untuk kita. Mungkin mereka tidak selalu sabar, tapi mereka setia. Mungkin mereka tidak selalu lembut, tapi mereka berani membela kita saat dibutuhkan.

Bukankah hati akan lebih tenang jika kita bisa melihat kebaikan di balik kekurangan? Bukankah hubungan akan lebih harmonis jika kita fokus pada apa yang layak disyukuri, bukan pada apa yang perlu dikritik? Jika kita hanya melihat sisi buruk seseorang, maka perlahan hati kita akan penuh dengan rasa kesal dan kecewa. Namun jika kita mau sedikit berlapang dada, melihat kelebihan yang ada, maka cinta akan kembali tumbuh, dan hubungan akan terasa lebih hangat.

Mungkin inilah rahasia dari hubungan yang langgeng: bukan tentang menemukan pasangan yang sempurna, tapi tentang belajar menerima ketidaksempurnaan dengan penuh pengertian. Bukankah kita pun berharap diperlakukan dengan cara yang sama?

Memperbaiki Hubungan dengan Menghargai Kebaikan

Cobalah sesekali berhenti mencari-cari kesalahan pada pasangan atau orang terdekatmu. Apakah benar mereka tak punya satu pun kebaikan yang bisa kau syukuri? Bukankah setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing? Mungkin mereka tidak selalu pandai merangkai kata, tapi bukankah tangan mereka sering terulur untuk menolongmu? Mungkin mereka tak selalu penuh perhatian, tapi bukankah mereka setia berdiri di sampingmu saat dunia terasa begitu berat?

Ketika kita hanya fokus pada kekurangan seseorang, hati akan mudah gelisah, hubungan akan cepat retak, dan cinta yang seharusnya tumbuh justru layu sebelum berkembang. Sebaliknya, jika kita mampu melihat kebaikan, meski kecil, dan menutup mata pada kekurangan, hati akan lebih tenang, hubungan akan lebih harmonis, dan cinta akan lebih langgeng. Bukankah kita pun ingin diperlakukan dengan cara yang sama? Bukankah kita pun berharap orang lain mau memaafkan kesalahan kita dan lebih melihat kebaikan yang ada dalam diri kita?

Jadi, sebelum menghakimi, sebelum kecewa, sebelum marah, ingatlah bahwa di balik setiap kekurangan, ada banyak kebaikan yang mungkin belum sempat kau syukuri. Dan mungkin, justru itulah yang membuat hubungan menjadi lebih bermakna dan lebih kuat.

Mungkin kita pernah mendengar cerita tentang orang-orang yang tegar menghadapi badai, tapi goyah hanya karena angin sepoi-sepoi. Mereka mampu menanggung beban hidup yang berat, tetapi mudah tersinggung oleh hal kecil, terluka oleh kata-kata sepele, atau tersulut amarah oleh hal-hal yang sebenarnya bisa diabaikan. Bukankah ini kenyataan yang sering terjadi dalam kehidupan kita?

Mungkin kita pernah melihat seseorang yang tetap tabah saat kehilangan harta, tapi gelisah ketika terlambat mendapat balasan pesan. Atau mereka yang mampu menahan derita sakit bertahun-tahun, tapi mendidih amarahnya hanya karena terlambat dilayani. Mengapa bisa begitu? Mungkin karena hati kita lebih siap menghadapi badai besar yang jelas terlihat, tapi sering lengah menghadapi ombak kecil yang tersembunyi di sela-sela rutinitas.

Maka, mintalah kepada Allah kekuatan untuk bersabar, bukan hanya dalam menghadapi ujian besar, tetapi juga dalam menghadapi hal-hal kecil yang sering kali lebih menyakitkan hati. Jangan pernah merasa cukup dengan kekuatan diri sendiri, karena sejatinya hati ini lemah tanpa pertolongan-Nya. Dan ingatlah, sering kali ketenangan hidup bukan hanya tentang menaklukkan badai, tapi tentang mampu bertahan di tengah angin sepoi-sepoi yang tak henti menerpa.

Penutupan

Maka, jangan biarkan hubungan yang telah dibangun bertahun-tahun rusak hanya karena satu dua kesalahan kecil. Jangan biarkan cinta yang pernah begitu indah layu hanya karena kita terlalu sering mencari kekurangan, dan lupa melihat kebaikan. Ingatlah, setiap orang adalah manusia biasa yang kadang salah, kadang lupa, dan kadang lelah.

Mari kita belajar untuk lebih menerima, lebih memahami, dan lebih bersabar. Karena pada akhirnya, hubungan yang langgeng bukan tentang menemukan seseorang yang sempurna, tapi tentang menerima ketidaksempurnaan dengan hati yang lapang. Semoga Allah memberi kita hati yang mudah memaafkan, mata yang tajam melihat kebaikan, dan jiwa yang senantiasa bersyukur.

Oleh: Hafizh Abdul Rohman, Lc

Rujukan:

Al-Wasā’il al-Mufīdah li al-ayāh as-Sa‘īdah, Syaikh ‘Abdurramān bin Nāshir as-Sa‘dī raimahullāh

Related posts

Silakan tulis komentar di sini dengan sopan

Tuliskan nama