Jangan Biarkan Bayang-Bayang Masa Lalu Merampas Sinar Hari Ini

Mengusir Kegelisahan

Mengusir Kegelisahan Dengan Melupakan Masa Lalu yang Menyakitkan

Pendahuluan

Setiap hati memiliki rahasianya sendiri. Ada yang berdebar karena cinta, ada yang gundah karena kehilangan, ada pula yang tak pernah tenang karena dibayangi penyesalan. Tapi tidakkah kita sadar, bahwa hidup ini bukan sekadar perjalanan mundur ke masa lalu atau khayalan tentang masa depan? Ia adalah detik yang sedang berdetak, hari yang sedang kita jalani, nafas yang sedang kita hirup.

Maka mengapa harus terus terjebak dalam bayangan masa lalu yang tak bisa diubah, atau kekhawatiran tentang masa depan yang belum tentu datang? Bukankah lebih baik kita fokus pada hari ini, pada langkah yang sedang kita pijakkan, pada amal yang sedang kita tanam? Sebab, masa lalu telah terkunci dalam catatan takdir, dan masa depan adalah misteri yang belum terungkap. Yang kita miliki hanyalah hari ini -medan amal, ladang kebaikan, dan peluang untuk memperbaiki diri.

Melupakan masa lalu yang menyakitkan

Salah satu cara terbaik untuk meraih kebahagiaan dan mengusir kegelisahan adalah dengan menjauhi semua hal yang dapat mendatangkan kecemasan, serta berusaha mencari hal-hal yang bisa mendatangkan kegembiraan. Salah satu caranya adalah dengan melupakan masa lalu yang menyakitkan, yang tidak mungkin diubah lagi.

Menghabiskan waktu untuk meratapi sesuatu yang sudah berlalu hanya akan membuat hati semakin sempit, seolah mengikat diri pada rantai kenangan yang tak berujung. Memikirkan hal semacam ini adalah perbuatan sia-sia, sebuah kebodohan yang hanya menambah beban hati. Maka, sebaiknya seseorang berusaha menjauhkan pikirannya dari kenangan buruk dan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang lebih positif.

Menyerahkan Masa Depan kepada Allah

Begitu pula, seseorang hendaknya tidak terlalu khawatir akan masa depan yang masih samar. Seringkali, kecemasan muncul dari bayangan ketakutan akan kemiskinan, kehilangan, atau berbagai kesulitan yang mungkin terjadi. Padahal, masa depan adalah sesuatu yang belum pasti, penuh dengan kemungkinan yang tidak bisa ditebak.

Hanya Allah yang Mahakuasa dan Maha Bijaksana yang mengetahui apa yang akan terjadi. Seseorang hanya bisa berusaha dan berdoa, tapi hasil akhirnya sepenuhnya ada di tangan-Nya. Ketika seseorang berhasil menenangkan hatinya, menyerahkan urusan masa depannya kepada Allah, dan meyakini bahwa setiap takdir pasti ada hikmahnya, maka hatinya akan tenang, pikirannya lapang, dan kegelisahannya pun sirna.

Doa untuk Memperbaiki Dunia dan Akhirat

Salah satu doa terbaik yang diajarkan Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk menghadapi ketidakpastian masa depan adalah:

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَالمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agamaku, yang merupakan benteng bagi semua urusanku. Perbaikilah duniaku, yang menjadi tempat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku, yang menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi setiap kebaikan bagiku, dan jadikanlah kematian sebagai istirahat dari segala keburukan.” (HR. Muslim no. 2720)

Juga doa berikut:

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kuharapkan, maka janganlah Engkau biarkan diriku bergantung pada diriku sendiri walau sekejap mata. Perbaikilah seluruh urusanku, tiada sembahan yang benar selain Engkau.” (HR. Abu Dawud no. 5090, dengan sanad yang shahih)

Jika seseorang rutin mengucapkan doa ini dengan hati yang khusyuk, niat yang ikhlas, dan usaha yang sungguh-sungguh dalam meraih kebaikan dunia dan akhiratnya, maka Allah akan mengabulkan harapannya, menghapus kegelisahannya, dan menggantinya dengan kebahagiaan serta ketenangan yang abadi.

Penutupan
Jangan biarkan bayang-bayang masa lalu merampas sinar hari ini. Lepaskanlah beban yang membuat langkahmu berat, tinggalkanlah penyesalan yang membuat hatimu sempit. Hidup ini terlalu singkat untuk terus melihat ke belakang, terlalu berharga untuk dihabiskan dalam penyesalan yang tak berujung.

Maka bangkitlah, berjalanlah dengan hati yang ringan, dan biarkan masa lalu menjadi pelajaran, bukan penjara. Tataplah hari ini dengan penuh harap, dan songsong masa depan dengan langkah yang mantap. Sebab, setiap detik yang kita miliki adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik, untuk mendekat kepada Sang Pencipta, dan untuk menorehkan jejak yang abadi di dunia dan akhirat.

Oleh: Hafizh Abdul Rohman, Lc

Rujukan:

Al-Wasā’il al-Mufīdah li al-ayāh as-Sa‘īdah, Syaikh ‘Abdurramān bin Nāshir as-Sa‘dī raimahullāh

Related posts

Silakan tulis komentar di sini dengan sopan

Tuliskan nama