Percakapan Indah Antara Sahabat dan Tabi’in: Pelajaran tentang Tuntunan Agama dan Cinta
Pendahuluan
Dalam Islam, mencari ilmu adalah ibadah yang sangat dianjurkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan pahala besar bagi mereka yang menuntut ilmu agama dengan niat ikhlas. Percakapan yang terjadi antara sahabat Nabi ﷺ dan tabi’in memberikan kita pelajaran yang sangat mendalam tentang adab dalam menuntut ilmu, cinta kepada Rasulullah ﷺ, serta pentingnya bertaubat sebelum pintu taubat tertutup. Artikel ini akan mengupas percakapan tersebut dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Kisah Tentang Mencari Ilmu dan Kemuliaannya
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Zir bin Hubaisy, ia berkata: “Aku mendatangi Shafwan bin ‘Assal radhiyallahu ‘anhu untuk bertanya tentang hukum mengusap di atas khuf (sepatu kulit) setelah buang air kecil dan buang air besar. Shafwan berkata: ‘Apa yang membawamu ke sini, wahai Zirr?’ Aku menjawab, ‘Untuk mencari ilmu.’ Shafwan berkata: ‘Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada penuntut ilmu, karena ridha terhadap apa yang ia cari.'”
Dari kisah ini, kita melihat betapa besar keutamaan mencari ilmu. Shafwan, seorang sahabat Nabi ﷺ, memuliakan niat Zirr yang datang untuk mencari ilmu, dan menyampaikan hadits bahwa para malaikat meridhai usaha seorang Muslim yang menuntut ilmu dengan cara yang benar.
Hukum Mengusap Khuf dan Penjelasan Nabi ﷺ
Zirr bertanya: “Telah mengusik hatiku tentang hukum mengusap khuf setelah buang air kecil dan besar. Dan engkau adalah salah satu sahabat Nabi ﷺ. Aku datang untuk bertanya, apakah engkau pernah mendengar Rasulullah ﷺ menyebutkan sesuatu tentang ini?”
Shafwan menjawab: “Ya, Rasulullah ﷺ memerintahkan kami, jika kami dalam perjalanan, agar tidak melepas khuf kami selama tiga hari tiga malam kecuali dalam keadaan junub. Tetapi jika hanya karena buang air kecil, buang air besar, atau tidur, maka cukup mengusap di atas khuf.”
Kisah ini mengajarkan bahwa hukum-hukum dalam Islam sering kali datang dengan penjelasan langsung dari Nabi ﷺ. Shafwan mengajarkan Zirr bahwa dalam perjalanan, ada keringanan untuk mengusap khuf tanpa harus melepasnya, kecuali jika dalam keadaan junub.
Cinta dan Kedekatan dengan Rasulullah ﷺ
Zirr kemudian bertanya lagi kepada Shafwan: “Apakah engkau pernah mendengar Nabi ﷺ menyebutkan sesuatu tentang cinta?” Shafwan menjawab: “Ya, kami pernah bersama Rasulullah ﷺ dalam sebuah perjalanan. Lalu seorang Arab badui datang memanggil Nabi dengan suara keras: ‘Wahai Muhammad!’ Maka Rasulullah ﷺ menjawab dengan suara keras juga: ‘Hadir.’ Aku berkata kepada orang itu: ‘Kasihan kamu, rendahkan suaramu karena engkau sedang berada di hadapan Nabi ﷺ.’ Orang itu menjawab: ‘Demi Allah, aku tidak akan merendahkan suaraku.’ Lalu dia berkata: ‘Seseorang mencintai suatu kaum, tetapi belum mencapai kedudukan mereka.’ Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai pada hari kiamat.'”
Hadits ini menunjukkan betapa besar keutamaan mencintai orang-orang shalih. Seorang Muslim akan dikumpulkan di akhirat bersama orang-orang yang ia cintai, meskipun ia belum mencapai derajat mereka dalam amal dan ibadah. Ini adalah kabar gembira bagi setiap Muslim yang mencintai Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.
Pelajaran Tentang Pintu Taubat yang Selalu Terbuka
Setelah itu, Shafwan melanjutkan penjelasannya hingga menyebutkan tentang pintu taubat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya di sisi barat ada sebuah pintu, yang diciptakan Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, pintu itu terbuka untuk taubat, dan tidak akan ditutup sampai matahari terbit dari arah barat.” (HR. Tirmidzi)
Sufyan bin ‘Uyainah, salah satu perawi hadits ini, menambahkan bahwa pintu tersebut berada di arah Syam dan diciptakan oleh Allah untuk taubat. Pintu ini tidak akan ditutup hingga terjadinya tanda-tanda besar hari kiamat, yaitu matahari terbit dari barat.
Makna dan Hikmah dari Pintu Taubat
Pintu taubat yang selalu terbuka ini adalah rahmat Allah yang sangat besar. Selama matahari belum terbit dari barat, siapa saja yang bertaubat dengan tulus, Allah akan menerima taubatnya, tidak peduli seberapa besar dosanya. Ini mengajarkan kita untuk selalu bersegera bertaubat dan tidak menunda-nunda, karena kita tidak tahu kapan pintu itu akan tertutup.
Penutup: Seruan untuk Selalu Bertaubat
Hadits ini membawa pelajaran yang sangat mendalam bagi kita semua. Bertaubat adalah salah satu jalan yang selalu terbuka bagi setiap hamba Allah. Pintu taubat ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang tiada henti. Sebagai seorang Muslim, jangan pernah menunda untuk bertaubat, karena tidak ada yang tahu kapan waktu penutupan pintu taubat itu tiba. Semoga kita semua senantiasa diberikan hidayah oleh Allah untuk terus berada di jalan-Nya, dan diberi kesempatan untuk bertaubat sebelum terlambat.
Dialihbahasakan dan diringkas oleh:
Hafizh Abdul Rohman, Lc
Untuk melihat rujukan asli, silakan klik tautan berikut:
https://www.al-badr.net/muqolat/7059