Menghadapi Ujian Dunia dengan Kesadaran Akhirat

Menghadapi Ujian Dunia dengan Kesadaran Akhirat

Pendahuluan
Dunia sering kali membuat kita terlena dengan segala kesenangan dan kenyamanannya. Namun, sebagai Muslim, kita diingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan ada kehidupan akhirat yang lebih kekal dan lebih penting untuk dipersiapkan. Banyak di antara kita yang terjebak dalam panjang angan-angan, berusaha mengejar kenikmatan dunia seakan-akan hidup kita tidak akan berakhir. Artikel ini mengajak kita merenungkan pentingnya menyadari bahwa dunia hanyalah ladang untuk akhirat.

Peringatan dari Al-Qur’an dan Hadits tentang Kehidupan Dunia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Wahai manusia! Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu dan jangan sampai (setan) yang sangat pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.”(Qs. Fathir: 5)

Dalam ayat ini, Allah memperingatkan kita agar tidak tertipu oleh kehidupan dunia yang menipu dan sementara. Betapa sering kita mendengar orang yang begitu sibuk dengan dunia, hingga lupa bahwa kematian bisa datang kapan saja.

Allah juga berfirman:

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan hanya kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. Al-Hadid: 20)

Pesan dari Rasulullah ﷺ tentang Kesederhanaan Hidup

Rasulullah ﷺ, yang hidup dengan penuh kesederhanaan, memberikan teladan yang nyata dalam menyikapi dunia. Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

“Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.”

Ibnu Umar juga berkata:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunggu pagi, dan jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu sore. Ambillah (manfaat) dari kesehatanmu sebelum sakitmu dan dari hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari No. 6416)

Hadits ini menegaskan bahwa kita tidak boleh merasa terlalu nyaman di dunia. Rasulullah ﷺ menggambarkan hidup ini seperti seorang pengembara, yang selalu siap untuk pergi kapan saja, tanpa banyak bergantung pada apa yang ada di sekitarnya.

Hikmah Hidup Rasulullah ﷺ dalam Kesederhanaan

Suatu ketika, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu melihat Rasulullah ﷺ tidur di atas tikar kasar hingga meninggalkan bekas di tubuhnya. Ia berkata kepada Rasulullah ﷺ:

“Ya Rasulullah, seandainya kami membuatkan alas tidur yang lebih baik untukmu?”

Rasulullah ﷺ menjawab:

مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

“Apa urusanku dengan dunia? Sesungguhnya aku di dunia ini hanyalah seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi No. 2377, dishahihkan oleh Al-Albani)

Rasulullah ﷺ menunjukkan kepada kita bahwa kenyamanan dunia hanyalah sementara. Dunia ini tidak sepadan dengan akhirat, dan tidak layak dijadikan tujuan utama dalam hidup kita.

Kehidupan Dunia sebagai Ladang untuk Akhirat

Dalam pandangan Islam, dunia ini adalah tempat menanam, dan akhirat adalah tempat menuai. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa dunia ibarat ladang bagi akhirat. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu di dunia ini untuk beramal, mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi di akhirat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“Makan dan minumlah dengan nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al-Haqqah: 24)

Penutup

Dunia bukanlah sesuatu yang tercela karena hakikatnya, namun yang tercela adalah ketika kita lebih memilih dunia daripada akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam kebaikan, dan dari sinilah kita akan mendapatkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Sebagai Muslim, kita harus menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, dengan tidak berlebihan dalam mengejar dunia, namun tetap menjadikannya sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah.

Marilah kita merenungi hadits Rasulullah ﷺ dan firman Allah yang telah kita bahas, serta menjadikannya pedoman dalam hidup. Jangan sampai dunia menjadi tujuan utama kita, karena sesungguhnya kehidupan akhiratlah yang lebih kekal dan lebih penting. Semoga Allah selalu membimbing kita untuk tetap berada di jalan yang benar. Amin.

Dialihbahasakan dan diringkas oleh:
Hafizh Abdul Rohman, Lc

Silakan merujuk kepada sumber asli:
https://www.al-badr.net/muqolat/7820

Related posts

Silakan tulis komentar di sini dengan sopan

Tuliskan nama