Lailatul Qadr Keutamaan Lailatul Qadr Allah ﷻ berfirman: ﴾إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ١ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ٢ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ ٣ أَلۡفِ شَهۡرٖ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ٤ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ ٥﴿ “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apa itu Lailatul Qadr? Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat dan Ruh (Jibril) turun dengan izin Rabb mereka untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5) Surat ini mengandung beberapa keutamaan yang dimiliki…
Baca selengkapnyaMuḥāsabah: Introspeksi Diri Sebelum Terlambat
Penutup Setelah sebelumnya dipaparkan kaidah-kaidah yang membantu seorang hamba dalam menyucikan dan membersihkan jiwanya, kini semakin jelaslah betapa besarnya kebutuhan jiwa untuk senantiasa melakukan muḥāsabah (introspeksi) selama masih berada di dunia, saat kesempatan untuk beramal masih terbuka. Hal ini dilakukan sebelum manusia berdiri di hadapan Allah ﷻ pada hari kiamat, dalam keadaan lalai terhadap perbaikan dirinya sendiri, yang akhirnya menjadi sebab kehancurannya. Para salafus Shāliḥ senantiasa mengingatkan manusia dan menasihati mereka tentang pentingnya muḥāsabah serta memperbaiki jiwa sebelum kesempatan berlalu dan ajal menjemput. Maka, sebagai penutup risalah ini, akan disampaikan beberapa wasiat yang diriwayatkan dari mereka dalam perkara ini. Di…
Baca selengkapnyaMengenal Diri Dalam Upaya Pensucian Jiwa
Mengenal Diri Di antara hal yang wajib dalam upaya pensucian jiwa adalah mengenali hakikat diri ini, memahami sifat-sifatnya, agar lebih mudah untuk memperhatikannya, merawatnya, dan mengobatinya dari berbagai penyakit yang mungkin menyerangnya. Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan dalam kitab-Nya yang mulia bahwa jiwa memiliki tiga sifat yang terkenal dan sudah diketahui, yang semuanya kembali kepada keadaan jiwa itu sendiri. Sifat-sifat tersebut adalah: 1. Jiwa yang Tenang (an-Nafs al-Muthma’innah) Yaitu jiwa yang merasa tenteram dengan keimanan, mengingat Allah, beribadah kepada-Nya, serta menerima kebaikan dengan sepenuh hati. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: ﴾ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ…
Baca selengkapnyaMenghindari Rasa Ujub dan Tertipu oleh Diri Sendiri
Menghindari Rasa Ujub dan Tertipu oleh Diri Sendiri Sebagaimana firman Allah Ta‘ālā: ﴾ فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰ ﴿ “Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa” (QS. An-Najm: 32). Allah ‘Azza wa Jalla melarang seseorang memuji dirinya sendiri dengan mengklaim kesucian dan kebaikannya, karena ketakwaan itu berada di dalam hati, dan hanya Allah ‘Azza wa Jalla yang mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa. Selain itu, memuji diri sendiri dapat menumbuhkan rasa ujub dalam hati serta menjadi pemicu munculnya riya, yang pada akhirnya dapat menggugurkan amal perbuatan. Seorang mukmin, betapapun ia bersungguh-sungguh dalam melakukan…
Baca selengkapnyaMemilih Teman Duduk dan Menyeleksi Sahabat
Memilih Teman Duduk dan Menyeleksi Sahabat Allah Ta‘ālā berfirman: وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Rabb mereka pada pagi dan petang hari dengan mengharap wajah-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena menginginkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami, serta mengikuti hawa nafsunya dan keadaannya pun melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28) As-Sa‘dī raḥimahullāh berkata dalam tafsir ayat ini:…
Baca selengkapnyaMengingat Kematian dan Pertemuan dengan Allah ‘Azza wa Jalla
Mengingat Kematian dan Pertemuan dengan Allah ‘Azza wa Jalla Allah Ta’ala berfirman: ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ ﴿ “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.” (Al-Hasyr: 18). Rasulullah ﷺ bersabda: أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan,” yaitu kematian.1 Kematian adalah pemisah antara kehidupan dunia yang fana dengan kehidupan akhirat yang kekal. Ia menjadi batas antara waktu untuk beramal dan waktu menerima balasan. Kematian adalah penanda akhir kesempatan untuk mengumpulkan bekal dan saatnya menerima balasan atas perbuatan. Tidak ada lagi kesempatan…
Baca selengkapnyaMenutup Jalan yang Menyimpangkan Jiwa dari Kesucian Menuju Kehinaan
Menutup Jalan yang Menyimpangkan Jiwa dari Kesucian Menuju Kehinaan Seorang hamba sangat membutuhkan untuk menutup celah-celah yang mengotori jiwanya dan menjerumuskannya ke dalam kehinaan. Dalam sunnah, terdapat perumpamaan yang menjelaskan betapa berbahayanya seseorang terjerumus dalam hal-hal yang dapat merusak agamanya. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda: “ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا وَعَلَىٰ جَنْبَتَيِ ٱلصِّرَاطِ سُورَانِ فِيهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ، وَعَلَىٰ ٱلْأَبْوَابِ سُتُورٌ مُرْخَاةٌ، وَعَلَىٰ بَابِ ٱلصِّرَاطِ دَاعٍ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱدْخُلُوا ٱلصِّرَاطَ جَمِيعًا، وَلَا تَتَعَرَّجُوا، وَدَاعٍ يَدْعُو مِنْ فَوْقِ ٱلصِّرَاطِ، فَإِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَفْتَحَ شَيْئًا مِنْ تِلْكَ ٱلْأَبْوَابِ قَالَ: وَيْحَكَ لَا تَفْتَحْهُ فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ، وَٱلصِّرَاطُ ٱلْإِسْلَامُ، وَٱلسُّورَانِ حُدُودُ…
Baca selengkapnyaTazkiyah: Membersihkan dan Menghiasi
Tazkiyah: Membersihkan dan Menghiasi Sesungguhnya hakikat tazkiyah adalah: pertama, membersihkan jiwa dengan menyucikannya dari sifat-sifat tercela, maksiat, dan dosa; kemudian setelah itu menghiasinya dengan melakukan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Ta‘ālā: ﴾خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ﴿ “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mengembangkan mereka, dan berdoalah untuk mereka.” (At-Taubah: 103) Firman-Nya تُطَهِّرُهُمْ (“kamu membersihkan mereka”) mengandung isyarat tentang takhliyah (mengosongkan) dari keburukan, yaitu menyucikan mereka dari dosa. Sedangkan firman-Nya وَتُزَكِّيهِمْ (“dan mengembangkan mereka”) mengandung isyarat tentang taḥliyah (menghiasi) dengan kebajikan dan kebaikan. Allah mendahulukan penyucian sebelum…
Baca selengkapnyaMenjadikan Rasulullah sebagai Teladan dan Panutan
Menjadikan Rasulullah sebagai Teladan dan Panutan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ﴾لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا﴿ “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Aḥzāb: 21) Ibnu Katsīr raḥimahullāh berkata: “Ayat yang mulia ini merupakan kaidah besar dalam meneladani Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau.” (Tafsīr Ibnu Katsīr, 6/322) Al-Ḥasan al-Bashrī raḥimahullāh berkata: “Pada masa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, sekelompok orang berkata,…
Baca selengkapnyaAl-Qur’an adalah Sumber dan Sarana Penyucian Jiwa
Al-Qur’an adalah Sumber dan Sarana Penyucian Jiwa Allah Ta‘ālā berfirman, ﴾لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ﴿ “Sungguh, Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang beriman ketika Dia mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah.” (QS. Āli ‘Imrān: 164) Di antara sarana terbesar yang dapat menyucikan jiwa adalah Al-Qur’an yang mulia. Al-Qur’an adalah kitab yang menjadi sumber penyucian jiwa, sekaligus penolong dan pembimbingnya. Barang siapa yang menginginkan jiwanya menjadi suci, hendaklah ia mencarinya dalam…
Baca selengkapnya